Banyak Anak Muda Jadi Bandar Sabu, Beli Diluar Negeri 600 Juta, Di Aceh Dijual 1,5 Miliar

Table of Contents
Kabar Aceh Online - Dari sejumlah penangkapan yang dilakukan pihak BNN, Hampir semua bandar narkoba jenis sabu merupakan anak muda. Rata-rata mereka anak muda yang sangat kaya dan memiliki saldo di rekening hingga ratusan juta rupiah.

Kepala BNN Aceh
Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol Faisal Abdul Naser 
Hal itu disampaikan oleh Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol Faisal Abdul Naser seperti diberitakan oleh serambinews.com, Selasa (15/01/2019).

Dirinya menjelaskan bahwa rata-rata anak muda tersebut belajar tentang memasok dan mengedarkan sabu ke Aceh itu di luar negeri. Sehingga jalur pemasokan sabu yang mereka lalui saat ini memang jalur peredaran narkoba internasional.

Para pelaku tersebut juga sudah sangat menguasai teknologi dan sistem penyimpanan uang yang aman.

“Mereka yang datang dan mengedarkan sabu-sabu di sini (Aceh), mereka itu sudah terdidik dan tidak terlihat,” ujarnya.

Apalagi, berdasarkan penelusuran BNN, jika bandar membeli sabu di luar negeri dengan kisaran harga sekitar Rp 600 juta.

Maka saat sampai ke Aceh mereka bisa menjual dengan harga yang mencapai Rp 1,5 miliar.

Sehingga, lanjut Faisal, para anak muda yang menjadi bandar sabu ini memang kaya dan memiliki uang yang banyak.

“Rata-rata anak muda yang ditangkap ini memiliki isi rekening Rp 300 juta ke atas,” ujarnya.

Namun saat ini BNN Aceh akan langsung mengambil tindakan tegas terhadap semua pengedar sabu.

Faisal menjelaskan, pihaknya tidak akan pernah berkomproni dengan komplotan bandar sabu.

Jika memang ada barang bukti saat ditangkap, maka ia akan memerintahkan anggotanya untuk menembak bandar tersebut.

“Makanya saya kalau yang namanya bandar itu tidak ada kompromi lagi, kalau ada barang buktinya saat ditangkap, saya perintahkan tembak,” ujar Faisal.

Menurutnya, lemahnya hukuman yang diberikan terhadap pelaku kasus narkoba ini, menimbulkan keinginan orang lain yang melihatnya untuk terlibat dalam bisnis haram tersebut.

Katanya, kondisi seperti itu sangat dominan terjadi di Bireuen, karena dari beberapa orang yang ditangkap BNN, sebagian berasal dari daerah tersebut.