Tegas! Ketua GAM tolak penambangan emas oleh PT EMM, ini Pernyataannya

Table of Contents
Sayid Muchsin Alaydrus - Ketua Gerakan Aceh Meudaulat- GAM
Sayid Muchsin Alaydrus - Ketua Gerakan Aceh Meudaulat- GAM


Kabar Aceh Online -  Ketua Gerakan Aceh Meudaulat (GAM), Sayid Muchsin Alaydrus ikut menanggapi persoalan izin usaha pertambangan kepada PT Emas Mineral Murni (EMM) di lokasi Kecamatan Beutong dan wilayah Aceh Tengah.

Menurutnya, pasca Arun, Mobil Oil dan Exxon, Aceh harus punya sebuah regulasi khusus dalam hal investasi, sektor ekstraktif khususnya (pertambangan dan energi).

Pertama, kita tidak ingin masyarakat sekitar dirugikan sementara perusahaan mengeruk hasil bumi kampung halaman mereka.

Kedua, dampak lingkungan akan dirasakan masyarakat sekitar khususnya bagi sawah-sawah petani yang mana menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Dengan adanya pertambangan secara besar tentunya akan berdampak pada perubahan ekosistem.

Ketiga, izin tambang ini dikeluarkan tanpa sepengetahuan publik. Bahkan terkesan lempar tanggung jawab antara pusat dan daerah. Apabila pemerintah pusat yang menerbitkan izin tanpa sepengetahuan dari Pemerintah Aceh, maka izin tersebut menyelisih dari UU. No.15 tentang Pemerintah Aceh dimana amanah UU ini memberikan hak otonomi khusus kepada Pemerintah Aceh untuk mengatur urusan daerahnya kecuali bidang moneter, fiskal dan pertahanan keamanan.

Penerbitan izin tanpa publikasi dan sosialisasi kepada publik terkesan seperti upaya pembohongan publik. Keempat, apakah ada regulasi yang jelas yang menjamin; bagi hasil yang berdampak pada masyarakat sekitar tambang dan bagi hasil bagi daerah (Kabupaten/Kota) yang adil dan berpihak ke pemerintah daerah, tidak seperti kasus Arun dan Mobil Oil/Exxon.

Semoga ada goodwill dan upaya penyelesaian yang serius dari para pihak (Pemerintah Aceh, institusi pemerintah pusat terkait, kementrian dalam negeri, kementrian kehutanan, NGO, mahasiswa, dan masyarakat).

Ditakutkan masalah PT. EMM yang sedang bergejolak beberapa dekade ini, akan berdampak sebagai penunjang terciptanya konflik baru di Aceh. Jangan cuma lihat dari satu sisi kemudian disisi yang lain malah memberikan kerugian secara moril maupun materil kepada bangsa Aceh kemudian hari.