Pengemis Berkedok Syariat Marak di Aceh, Ada Juga yang Memanfaatkan Anak Anak

Table of Contents
Pengemis Berkedok Syariat Marak di Aceh

Kabar Aceh Online - Pemerintah Kota Madya Banda Aceh masih berjuang memberantas para pengemis yang berlindung di balik topeng pencari sumbangan di kota tersebut. Beragam upaya yang telah dilakukan masih berbanding terbalik dengan kian menggeliatnya para pengemis di pusat Serambi Makkah.

Para pencari sumbangan ini kerap membawa simbol agama saat beraksi. Mereka bersarung, berpeci, dan menipu orang-orang dengan mencatut nama pesantren tertentu dan berdalih sumbangan tersebut untuk pembangunan.

Ketika ketahuan bukan suruhan pesantren, mereka lantas mengubah strategi, sumbangan untuk fakir miskin dan anak yatim. Sekali lagi, pencari sumbangan ini berhasil memanfaatkan faktor moral spiritual orang-orang bahwa terdapat pahala jika memberi sedekah kepada orang lain, terutama mereka yang tidak mampu.

Belum lama ini, Dinas Sosial Banda Aceh menangkap beberapa orang pencari sumbangan yang mengatasnamakan sumbangan untuk fakir miskin dan anak yatim. Para pencari sumbangan ini digelandang lalu di bina di rumah singgah rumah singgah Dinsos Banda Aceh, Desa Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.

Sebanyak 4 pencari sumbangan yang beraksi di Simpang BPKP Banda Aceh itu dijaring petugas pada Selasa, 23 April lalu. Sofyan Cs berada di bawah kendali Mak Dah, wanita yang tinggal di sebuah desa di Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

Sebelumnya, petugas Dinsos Banda Aceh juga mengamankan Samsul Bahri (42) pria asal Kecamatan Grong-Grong, Kabupaten Pidie yang mencari dana atas nama dayah.

Seperti halnya Sofyan Cs, Samsul Bahri yang diamankan petugas pada 1 Maret 2019 lalu juga bawahan Mak Dah.

Menurut Kepala Dinas Sosial Banda Aceh, Muzakkir, banyak pencari sumbangan yang bernaung di bawah Mak Dah. Jumlah mereka puluhan dan tersebar seantero Banda Aceh dan Aceh Besar.

Mak Dah mempersiapkan segala sesuatu, mulai kotak sumbangan dan lainnya. Dari para pencari sumbangan tersebut Mak Dah mengambil kutipan yang tidak sedikit, dan notabene berbanding lurus dengan penghasilan mereka dalam sehari yang bisa mencapai ratusan ribu.

"Dia kumpulin anak-anak. Nanti diminta setor Rp300 ribu. Seminggu sekali. Mereka besar penghasilannya. Satu hari bisa Rp150, Rp200 bahkan kalau dari pagi mulai, bisa Rp500 ribu," jelas Muzakkir kepada Liputan6.com, Jumat sore (26/4/2019).