Miris! Remaja Isap Lem Cap Kambing di Aceh Makin Banyak, Ada yang Sudah Gila

Table of Contents
Remaja Isap Lem Cap Kambing di Aceh Makin Banyak
Ilustrasi remaja isap lem
Penggunaan lem Cap Kambing dikalangan remaja di Kota Lhokseumawe dinilai sangat tinggi. Bahkan mencapai antara 10 hingga 16 persen dari total jumlah pelajar aktif. Apalagi saat ini penggunaannnya sudah menjadi tren.

Hal itu diungkap Chaidir Direktur Yayasan Permata Atjeh Peduli (YPAP) Minggu (25/8/2019) menanggapi berita penangkapan remaja sedang asik isap lem Cap Kambing di bawah Jembatan Cunda, Lhokseumawe oleh petugas Satpol PP pada Sabtu kemarin.

Bahaya Kandungan Lem Kambing

Menurutnya , lem kambing yang dikonsumsi dengan cara isap itu mengandung zat psikoaktif, zat sama yang terkandung dalam BBM jenis Premium. Maka, bila penggunanya tidak mendapatkan Lem itu, bisa diganti dengan bahan bakar itu.

Zat Psikoaktif sangat berbahaya, karena meransang jaringan saraf, menyebabkan halusinasi dari proses depresan yang cepat. Efek terparah bisa menyebabkan kegilaan bahkan kematian.

“hasil studi kami, Kecenderungan memakai Lem dibandingankan sabu-sabu atau ganja. Karena harganya sangat murah dan mudah didapatkan di kios-kios.

Selain Cap Kambing ada juga cap Banteng dan lainnya, beredar di Kota Lhokseumawe. Penggunanya rata-rata pelajar mulai usia 15 hingga 23 tahun,” jelas Chaidir.

Kata Chaidir Tren “Ngelem” sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Parahnya lagi saat ini mulai muncul doktrin di kalangan remaja, “Gak Ngelem Gak Gaul”.

Ini sudah masuk kategori berbahaya. Terbukti selama tahun ini saja, pihaknya sedang menangani 12 penderi kejiwaan dari penggunaan Lem itu. Salah seorang diantaranya sudah tergolong gila.

“Prediksi saya, angkanya lebih dari itu. Karena banyak permintaan orang tua penderita yang kami tolak, karena masalah tempat terbatas.” sebut Chaidir yang juga mengelola Panti Pemulihan Adiksi Narkoba di kawasan Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe.

Namun Ia berharap, kasus ini menjadi perhatian serius pemerintah dan pihak terkait untuk menyelamatkan generasi muda Lhokseumawe.

Terutama bagi orang tua yang memiliki anak yang masih duduk dibangku sekolah.

Upaya pencegahan bisa dilakukan adalah melakukan edukasi khusus tentang bahaya Isap Lem. Bisa dalam bentuk sosialisasi ke sekolah-sekolah.

Termasuk sekolah merazia tas siswa. Karena lazimnya pengguna lem mengantongi plastik, lem dan korek api.

Kemudian pengguna lem bisa dikenali dari perilaku, yaitu mudah marah, apatis, jorok, suka meludah dan beberapa perilaku menyimpang lainnya.

Memang hampir sama dengan perilaku pengguna narkoba, bedanya, pengguna lem tidak bisa dideteksi dengan tindakan medis, seperti tes urin dan darah.

Sumber: Anteroaceh.com